Sorotan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba atas dugaan ilegal mining PT. Tiran Mineral, berujung aksi teror yang diduga dilakukan Humas PT. Tiran Grup terhadap kedua orang tua Ketua Bidang Pembangunan Energi, Migas dan Minerba, Muhamad Ikram Pelesa di Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe.
Kejadian tersebut diketahui setelah ayah Ikram menghubunginya melalui via telepon yang sedang berada di Kota Palu usai melantik HMI Cabang Palu, pada pukul 18.46 Wita.
Ikram mengungkapkan, ayahnya mengatakan bahwa pada Minggu sore (17/10), ada rombongan PT. Tiran Mineral yang dipimpin oleh Humas PT. Tiran Grup, La Pili mendatangi kediamannya meminta anaknya (Muhamad Ikram Pelesa) untuk tidak meneruskan sorotan terkait aktivitas PT. Tiran Mineral, sekaligus menekankan apabila masih getol melakukan sorotan akan dipidanakan.
“Kemarin itu, usai magrib, ayah saya telpon, memberi tahu saya katanya ada rombongan dari PT. Tiran Mineral yang mendatangi rumah orang tua saya, satu orang mengaku atas nama H. La Pili, Humas PT. Tiran. Mereka meminta saya untuk tidak meneruskan sorotan terkait aktivitas perusahaan mereka, sekaligus menekankan apabila saya masih getol melakukan sorotan, mereka akan dipidanakan, ” ujar Ikram, melalui siaran pers yang diterima Sultrust, Senin (18/10).
Lebih lanjut, mantan Ketua Ippmik ini mengatakan, bahwa apa yang dilakukan oleh PT. Tiran Mineral merupakan teror psikologis dan cara-cara jahiliah terhadap dirinya dalam mengungkap dugaan mafia tambang PT. Tiran Mineral. Tidak hanya itu, pihak perusahaan yang diwakilkan oleh La Pili juga menaruh tiga paket bingkisan yang berisi “sesuatu” yang diduga titipan barang berharga di rumah kedua orang tuanya, tanpa diketahui ada motif apa dibalik kedatangan perwakilan perusahaan tersebut di kediaman orang tuanya.
“Bisa jadi, isinya apa, tapi saya khawatir jika berurusan dengan uang makanya saya tidak mau orang tua saya membukanya. Menyentuh saja saya larang mereka,” kata Ikram.
”Menurut saya, ini teror psikologi dari PT. Tiran Mineral, karena mendatangi keluarga saya. Dengan Upaya menghentikan saya melalui keluarga. Selain itu, mereka menaruh tiga paket bingkisan yang berisi sesuatu, dan saya duga itu kemungkinan berisi uang. Secara pribadi saya tidak mengenal mereka termasuk Pak La Pili, saya juga tidak pernah membagikan alamat kepada mereka. Sehingga patut untuk dipertanyakan, apa motif kedatangan mereka di kediaman orang tua saya,” tambahnya.
Olehnya itu, Ikram meminta Humas PT. Tiran Mineral, H. La Pili untuk kembali mengambil paket bingkisan yang telah ditanggalkan di kediaman orang tuanya. Ia berharap keluarganya tidak dijadikan sebagai alat untuk mengintervensi sorotan dugaan ilegal mining PT. Tiran Mineral.
“Saya minta Pak La Pili segera mengambil kembali bingkisan yang telah ditanggalkan di kediaman orang tua saya, tolong jangan jadikan keluarga saya sebagai alat untuk mengintervensi sorotan PB HMI atas dugaan ilegal mining PT. Tiran Mineral,” tegasnya.
Dijelaskannya, persoalan PT. Tiran Mineral telah menjadi rekomendasi prioritas dalam daftar inventaris masalah (DIM) yang telah di publikasikan melalui ekspose nasional tata kelola energi, Migas dan Minerba september lalu. Sehingga pihaknya berkewajiban untuk mengawal persoalan tersebut. (m2/ik)


















