Kasus lima koordinator lapangan (Korlap) saat aksi demonstrasi buruh di kawasan mega industri PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) yang berujung ricuh, Senin (14/12) dan diamankan pihak Polda Sultra, Selasa (15/12) sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan.
Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan, bahwa kelima demonstran yang ditangkap di kawasan pabrik PT VDNI dan PT OSS resmi ditetapkan tersangka, atas dugaan penghasutan.
Kombes Ferry Walintukan menyebutkan, bahwa lima demonstran tersebut dijerat dengan pasal 160 KUHP, pasal 216 KUHP tentang tindak pidana penghasutan dan melawan petugas, dengan ancaman hukuman penjara di atas lima tahun.
“Saat ini kelima orang tersangka masih menjalani pemeriksaan di Polda Sultra,” ujarnya, Rabu (16/12).
Adapun lima terduga provokator yang diamankan dan kini berstatus tersangka adalah IS (27), RM (37), WP (25), NA (23) dan AP (23).
Pada pemberitaan sebelumnya, pasca aksi buruh di kawasan industri PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Senin (14/12) yang berakhir ricuh dan pembakaran sejumlah dump truck, alat berat dan tungku smelter, aparat kepolisian mengamankan lima orang.
Informasi yang dihimpun, lima orang yang diamankan aparat kepolisian merupakan koordinator lapangan dan penanggungjawab aksi demonstrasi.
“Iya, ada lima orang yang ditangkap. Sekarang mereka dalam perjalanan menuju Mapolda Sultra,” ujar sumber informasi yang enggan namanya disebutkan dalam pemberitaan.
Untuk diketahui, ketimpangan upah antara tenaga kerja lokal dan tenaga kerja asing, ketidakjelasan status perjanjian kerja dalam waktu tertentu menjadi status kerja dalam waktu tidak tertentu, PHK sepihak serta sejumlah persoalan lain menjadi pemicu utama aksi demonstrasi besar-besaran yang digelar ratusan buruh lokal di kawasan mega industri PT. VDNI.
Aksi unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai tiba-tiba saja berubah menjadi ricuh. Amarah massa aksi membarah lantaran tak diberikan ruang saat pengunjuk rasa hendak masuk untuk menemui management PT. VDNI. Suasana tersebut kian memanas saat puluhan pengamanan dari pihak perusahaan melempari buruh untuk membubarkan aksi mereka.
Alhasil, buruh dengan petugas keamanan pabrik terlibat aksi lempar batu. Kesal dengan aksi brutal yang dilakukan petugas pengamanan perusahaan, sejumlah alat berat dan dump truk jadi sasaran (dibakar) kemarahan demonstran. Tak hanya itu, pos pengamanan di depan pintu masuk kawasan industri tersebut juga hancur dirusak pengunjuk rasa. (p2/mr)



















