KENDARI – Sejumlah mega proyek Gubernur Ali Mazi seperti jalan Kendari-Toronipa, perpustaakaan modern dan Rumah Sakit Jantung terus menjadi sorotan publik di Sultra.
Pasalnya, mega proyek tersebut menelan anggaran fantastis, Dan anggaran yang digunakan bersumber dari dana pinjaman SMI. Seperti jalan Kendari-Toronipa yang menggunakan beton dengan volume sepanjang 14,5 kilometer dan lebar 27 meter, menelan anggaran Rp1 triliun lebih.
Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi sejumlah ruas jalan yang tersebar di kabupaten/kota se-Sultra dalam kondisi rusak parah. Padahal, infrastruktur jalan tersebut merupakan akses utama para petani.
Sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kendari, Muhammad Ilham Nur Baco mengatakan, mega proyek yang saat ini tengah digenjot pengerjaannya menunjukan bahwa Pemprov Sultra mengenyampingkan kebutuhan dasar masyarakat.
Lebih lanjut, Ilham menjelaskan, jika proyek jalan Kendari-Toronipa dikerjakan menggunakan aspal, mungkin tidak akan menghabiskan anggaran sebanyak Rp800 miliar.
“Seharusnya kalau hanya jalan pariwisata tidak perlu lebarnya sampai 27 meter dan menggunakan beton. Bisa dilihat jalan pariwisata di Bali yang merupakan tempat wisata internasional tidak ada seperti itu,” ungkapnya, Sabtu (2/1)
Menurutnya, anggaran sebesar Rp1 Triliun itu seharusnya tidak hanya difokuskan untuk jalan Kendari-Toronipa, tetapi jalan rusak sepanjang 250 kilometer yang tersebar di wilayah Sultra juga harus menjadi prioritas pemerintah.
“Sekarang kita melihat jalan rusak di Sultra, mulai dari Lasolo-Wawotobi, Abuki-Latoma, Ladongi, Poli-polia sampai Lambandia, Motaha-Lambuya, Angata-Tinanggea, Lalembu, Butur-Maligano-Ronta dan Raha-Lakapera. Semuanya dalam kondisi memprihatinkan, rusak parah, ” jelasnya.
Selain itu, lanjut, Ilham, dalam situasi pandemi Covid-19 yang saat ini masih menghantui masyarakat, khusunya di Sultra, harusnya menjadi fokus perhatian pemerintah. Sebab, anggaran covid yang dialokasikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra sebanyak Rp400 miliar, tidak sepenuhnya terealisasi dan dirasakan oleh masyarakat.
“Kita kalkulasi saja, jalan Kendari-Toronipa Rp1 Triliun, rumah sakit jantung Rp460 miliar, perpustakaan Rp100 milyar lebih. Belum lagi rehab Rujab gubernur senilai Rp20 miliar. Ini yang perlu dipertanyakan anggaran Covid-19 sasarannya apa?, ” tegasnya.
Olehnya itu, Ilham berharap, agar pemerintah tidak hanya fokus dengan proyek-proyek besar di tengah wabah Covid-19. Semua masyarakat di Sultra harus bisa merasakan dampak anggaran senilai ratusan miliar itu.
“Masih banyak saudara-saudara kita yang belum rasakan namanya kemerdekaan. Saya minta kepada pemerintah Sultra, uruslah dulu kesejahteraan masyarakat, karena itu anggaran Covid tidak sedikit,” pungkasnya. (p2/mr)



















